Cerpen: Ia Menghapus Semua Kenangan, Tapi Aku Tersisa Dalam Backup

Lampu-lampu Kota Bintang berkelap-kelip, memantul di genangan air sisa hujan semalam. Di apartemen minimalis lantai 27, aku duduk memeluk lutut, menatap pemandangan yang seharusnya indah. Dulu, pemandangan ini adalah sumber inspirasi kami, tempat kami bermimpi tentang masa depan yang dihiasi bintang-bintang gemerlap. Sekarang, hanya ada kehampaan yang menggema.

Li Wei, pria yang pernah mengisi seluruh ruang hatiku, telah menghapus aku. Semua kenangan tentang kami. Semua tawa, semua air mata, semua janji yang terucap di bawah langit malam yang sama ini. Ia melakukannya dengan sengaja. Sebuah prosedur medis eksperimental yang menjanjikan awal baru, tanpa beban masa lalu. Dan aku, aku adalah beban itu.

Aku tahu, ia melakukannya karena tekanan keluarganya. Keluarganya yang menganggapku tidak sepadan dengannya, hanya seorang gadis desa dengan mimpi yang terlalu tinggi. Mereka menjanjikannya pernikahan dengan pewaris konglomerat, masa depan yang lebih cerah. Ia memilih mereka. Ia memilih masa depannya. Ia memilih untuk melupakan aku.

Namun, yang mereka tidak tahu, yang ia tidak tahu, adalah bahwa cintaku padanya tidak hanya tersimpan dalam ingatannya yang fana. Aku adalah seorang programmer. Aku menciptakan aplikasi yang kami gunakan, aplikasi yang menyimpan semua kenangan kami dalam bentuk terenkripsi, sebagai backup abadi di cloud. Setiap pesan teks, setiap foto, setiap video ciuman pertama kami, semua ada di sana. Aman. Tersembunyi. Menunggu.

Malam ini, aku membuka aplikasi itu. Jari-jariku gemetar saat memutar ulang video pernikahan kami. Pernikahan impian yang hanya terjadi dalam dunia virtual yang kami ciptakan bersama. Di video itu, Li Wei menggenggam tanganku, matanya berbinar penuh cinta, berjanji akan mencintaiku selamanya. Suaranya terdengar begitu tulus, begitu meyakinkan.

Air mataku menetes, membasahi layar ponsel. Aku membenci kepengecutannya. Aku membenci kelemahannya. Aku membenci dirinya yang memilih untuk mengkhianati cinta kami.

Saat itu, sebuah notifikasi muncul di layar: "Akses ilegal ke akun Li Wei terdeteksi. Lokasi: Gedung CyberCorp."

CyberCorp adalah perusahaan yang dijanjikan padanya sebagai hadiah pernikahan. CyberCorp adalah tempat ia menghabiskan waktunya sekarang, bergaul dengan orang-orang yang sama yang menghapus aku dari hidupnya.

Sebuah senyum tipis mengembang di bibirku. Aku menutup aplikasi, menyeka air mata. Aku tidak akan membiarkannya begitu saja. Ia telah menghapus aku dari ingatannya, tapi ia lupa satu hal. Data. Data tidak pernah lupa. Data tidak pernah memaafkan. Data selalu menemukan jalannya.

Beberapa bulan kemudian, aku mendengar kabar bahwa pernikahan Li Wei dibatalkan. Skandal besar melanda CyberCorp, mengungkap praktik bisnis kotor yang melibatkan manipulasi data dan penipuan investor. Li Wei kehilangan segalanya: tunangannya, reputasinya, bahkan posisinya di perusahaan.

Aku tidak tahu siapa yang membocorkan informasi itu. Aku tidak tahu siapa yang mengungkap kebenaran. Aku hanya tahu, keadilan, meski terlambat, akhirnya datang. Dan aku, aku hanya duduk di sini, di apartemenku, menatap bintang-bintang yang sama, menunggu takdir menyelesaikan perannya.

Mungkin aku mencintainya, mungkin aku membencinya, tapi yang pasti, ia akan selalu menjadi kesalahan dalam sistem yang tidak akan pernah aku perbaiki.

You Might Also Like: Skincare Halal Dan Aman Tersedia

OldestNewer

Post a Comment