Lorong istana berbisik. Dindingnya, dipenuhi lukisan usang para kaisar, seolah mengawasi setiap langkah kaki yang berani menyusurinya. Kabut tipis merayap masuk dari taman, menyelimuti ukiran naga d…
Kau Datang Membawa Damai, Tapi Pergi Meninggalkan Perang (Adegan 1: Kota Terlarang, Dinasti Qing, Seratus Tahun Lalu) Gemerlap lentera merah menari di atas salju yang membeku. Di taman Istana Tim…
Cinta yang Menunggu Seribu Tahun Lagi Rintik hujan musim semi membasahi pelataran kuil tua. Bai Lian, seorang mahasiswi jurusan sastra, menatap kolam teratai di hadapannya. Aroma lumpur dan kembang…
Senja di tepi Danau Barat membias keemasan. Aroma gui hua menguar lembut, menyelimuti kafe modern tempat aku duduk. Jari-jariku menari di atas tablet , memeriksa notifikasi. Lagi. Dia online . &quo…
Lorong Istana Bulan Sabit terasa lebih sunyi malam ini. Obor-obor di dinding menari-nari, melemparkan bayangan panjang yang menyerupai tangan-tangan hantu, seolah berusaha meraih Selir Mei, yang ber…
Senyum yang Mengandung Racun Bai Lianhua, dahulu hanyalah kembang desa. Kelembutannya bak embun pagi yang menyegarkan, kecantikannya bagai lukisan terindah . Ia mencintai Pangeran Ketiga, Xuan Yi,…
Di Istana Giok Bulan , di mana aroma bunga persik berpadu dengan kesedihan abadi, Kaisar Langit Xuanzong bertahta. Bukan emas yang membuatnya gemerlap, melainkan kesepian yang memancar dari matanya…